Stephen Hawking pun Kalah Taruhan

Standar

 

 

TEMPO.CO , LONDON – Seorang ilmuwan Amerika Serikat menang taruhan US$ 100 dari fisikawan agung Stephen Hawking. Kedua ilmuwan bertaruh mengenai apakah partikel Higgs bisa ditemukan atau tidak.

Reuters melaporkan, sang ilmuwan AS ini menyebut kemenangannya ini adalah berkah besar di balik penemuan ilmiah akbar itu. Para ilmuwan dari pusat riset CERN milik Eropa, Rabu 4 Juli 2012, lalu mengumumkan telah menemukan satu partikel subatom baru yang dalam bayangan orang sebelumnya digambarkan sebagai boson.

Partikel subatom baru ini dinamai partikel Higgs, dari penggagas awalnya ahli fisika teori Peter Higgs. Tapi orang lebih mengenalnya dengan sebutan “Partikel Tuhan”.

Hawking menyebut penemuan ini semestinya mengantarkan Higgs mendapat Nobel. Tapi Hawking mengaku “kehilangan” US$ 100 gara-gara penemuan ini karena dia memang kalah taruhan dari ilmuwan AS itu.

“Saya telah bertaruh dengan Gordon Kane (dari Universitas Michigan) bahwa partikel Higgs tak akan ditemukan,” kata Hawking kepada BBC News, Rabu lalu. “Kayaknya saya baru saja kehilangan US$ 100.” Kane berkata kepada Reuters bahwa dia menantang Hawking taruhan mengenai kemungkinan ditemukannya partikel Higgs.

“Saya yakin partikel Higgs bisa ditemukan. Penemuan Higgs ini adalah hal yang luar biasa indah. Ini menyempurnakan gambaran yang terbangun selama beberapa abad lalu, dan meretas jalan untuk menguatkan fondasi model standar,” katanya.

Kane menceritakan awal mereka bertaruh. Pada satu konferensi, sejumlah ahli fisika membincangkan apakah CERN akan memperpanjang usia Penabrak Positron-Elektron (Large Electron–Positron Collider/LEP)–akselarator partikel terbesar yang pernah dibuat–sebelum kemudian dibuat Large Hadron Collider, tempat partikel baru ditemukan.

Taruhan itu mengenai penemuan partikel yang menjadi blok bangunan dasar dari semesta dan kunci pembentukan bintang-bintang, planet-planet, dan kehidupan di dalamnya.

Higgs mengatakan Hawking telah mengontaknya segera setelah pengumuman CERN dan memastikan cek telah dikirim ke si ilmuwan AS. “Saya bukan orang yang mengutangi dia. Saya pikir dia mengirimkan seratusan dolar kepada Gordy Kane di Michigan,” kata Higgs.

Higgs mengaku sudah lebih dulu diberi tahu malam sebelum penemuan itu disampaikan kepada dunia, mana kala sebotol sampanye dibuka pada sebuah jamuan makan malam yang diorganisasi para peneliti CERN, Selasa, 3 Juli 2012.

Perayaan yang Higgs lakukan malah lebih tersembunyi, kata fisikawan Alan Walker yang menawari Higgs segelas Prosecco saat terbang menuju rumahnya. “Waktu itu dia bilang, saya pilih bir saja,” kata Walker.

Kane mengatakan dia berencana membelanjakan dengan bijak uang hasil taruhannya itu. “Semua dana akan disalurkan untuk riset. Saya lebih suka mencari lawan lainnya untuk bertaruh, tapi saya tak bisa mendapatkan orang yang bisa menantangku bertaruh (selain Stephen Hawking),” ucap dia kepada Reuters.

Lima Dampak Penemuan Partikel Tuhan

Standar

 

 

TEMPO.CO , Jenewa – Ilmuwan CERN resmi menyatakan keberadaan Higgs boson alias partikel Tuhan, dalam sebuah konperensi pers di Jenewa, Rabu 4 Juli 2012. Partikel baru dengan massa sekitar 125-126 gigaelectronvolts (GeV) ini ditemukan lewat eksperimen ATLAS dan CMS menggunakan akselerator partikel terbesar sejagad, Large Hadron Collider, di Jenewa, Swiss.

Penemuan partikel subatomik ini diyakini berdampak luas pada perkembangan ilmu pengetahuan modern dan pemahaman umum tentang alam semesta. Para fisikawan mendefinisikan setidaknya lima implikasi terbesar dari penemuan partikel Tuhan:

1. Asal Usul Massa

Higgs boson telah lama dianggap kunci untuk memecahkan misteri asal-usul massa. Higgs boson berkaitan dengan medan Higgs dan mekanisme Higgs. Teorinya, setiap partikel yang melewati medan Higgs akan memperoleh massa, seperti perenang yang bergerak melalui kolam renang akan basah.

“Jika tidak ada mekanisme seperti itu, maka semuanya akan menjadi tak bermassa,” kata Joao Guimarães da Costa, seorang ahli fisika di Harvard University. Penemuan Higgs boson semakin menegaskan bahwa mekanisme Higgs bagi partikel untuk memperoleh massa sudah benar.

2. Model Standar

Model Standar adalah teori fisika partikel yang menjelaskan konstituen terkecil alam semesta, yakni partikel. Dengan ditemukannya Higgs boson, semua partikel yang diprediksi oleh Model Standar telah lengkap.

“Higgs boson adalah bagian yang hilang dalam Model Standar. Penemuannya akan menjadi konfirmasi bahwa teori-teori yang kita miliki sekarang benar,” kata Jonas Strandberg, seorang peneliti di CERN yang bekerja pada eksperimen ATLAS.

Kendati Higgs boson melengkapi Model Standar, namun Model Standar itu sendiri sebenarnya dianggap tidak lengkap. Teori itu tidak mencakup gravitasi dan materi gelap (dark matter) yang diperkirakan membentuk 98 persen dari semua materi di alam semesta.

“Model Standar menggambarkan apa yang telah kita ukur, tapi tidak ada gravitasi dan materi gelap di dalamnya,” kata fisikawan CERN William Murray. “Jadi kami berharap bisa memasukkan lebih banyak.”

3. Gaya Dasar Alam Semesta

Penemuan Higgs boson bakal membantu menjelaskan tentang penyatuan dua gaya dasar di alam semesta. Dua gaya itu adalah gaya elektromagnetik yang mengatur interaksi antara partikel bermuatan, serta gaya lemah yang bertanggung jawab untuk peluruhan radioaktif.

Setiap gaya di alam semesta berhubungan dengan partikel. Partikel yang terikat dengan elektromagnetisme adalah foton, dengan ukuran kecil dan tak bermassa. Sementara gaya lemah dikaitkan dengan partikel yang disebut boson W dan Z yang massanya sangat besar. Mekanisme Higgs dianggap bertanggung jawab atas penyatuan keduanya.

“Jika anda menaruh boson W dan Z pada medan Higgs, keduanya akan bercampur dan memperoleh massa,” kata Strandberg. “Hal ini menjelaskan mengapa boson W dan Z memiliki massa, sekaligus menyatukan gaya elektromagnetik dan gaya lemah.”

4. Supersimetri

Teori lain yang terpengaruh oleh penemuan Higgs disebut supersimetri. Idenya adalah setiap partikel yang dikenal memiliki partikel “superpartner” dengan karakteristik yang sedikit berbeda.

Terori supersimetri menjadi menarik karena dapat membantu menyatukan beberapa gaya di alam semesta, bahkan menawarkan calon partikel yang membentuk materi gelap. Besarnya massa Higgs boson bakal menentukan kebenaran teori ini.

“Jika Higgs boson ditemukan pada massa yang rendah, teori supersimetri masih layak. Kami masih harus membuktikan bahwa supersimetri memang ada,” kata Strandberg.

5. Validasi LHC

Large Hadron Collider (LHC) adalah akselerator partikel terbesar sejagad. Mesin seharga US$ 10 miliar ini dibangun untuk menyelidiki adanya energi yang lebih besar ketimbang yang pernah dicapai di Bumi. Menemukan Higgs boson disebut-sebut sebagai salah satu tujuan pembuatan LHC.

“Pembuatan mesin untuk menguak rahasia alam semesta butuh biaya besar dan waktu yang lama. Penemuan Higgs boson tentu langkah yang sangat besar dan menjadi pembenaran untuk LHC,” kata Guimaraes da Costa.

Yang tak kalah penting, penemuan Higgs boson tentu memiliki implikasi besar bagi ilmuwan Peter Higgs dan rekan-rekannya yang pertama kali mencetuskan teori mekanisme Higgs tahun 1964. “Ada beberapa orang yang akan mendapatkan hadiah Nobel,” kata Vivek Sharma, seorang fisikawan di University of California, San Diego.

Antara Partikel Tuhan, Julia Perez, dan Fans

Standar

 

 

TEMPO.CO , Jakarta – Sekitar 48 tahun lalu, Peter Higgs menemukan partikel Higgs-Boson. Sebuah partikel yang menjelaskan soal asal-usul massa. Beginilah kata Higgs tentang asal-muasal massa: sekitar 14 miliar tahun lalu, sepersemiliar detik setelah Big Bang, semesta dipenuhi 18 partikel elementer yang melayang bebas, sekencang cahaya, dan tak memiliki massa. Belum ada atom. Lalu, partikel elementer berinteraksi dengan medan Higgs, mendapatkan massa, dan melepaskan partikel Higgs.

Secara analogi, partikel ini layaknya Julia Perez di antara fans. Partikel elementer tak bermassa ibarat Jupe dan penggemarnya yang memenuhi ruangan pesta seperti medan Higgs. Ketika Jupe memasuki ruangan, orang-orang yang menjadi penggemarnya  datang merubung. Akibatnya, gerak Julia melambat dan massanya bertambah sebanyak orang yang mengerubuti. Orang-orang mengeluarkan keringat saat mendekatinya.

Lalu listrik padam. Dalam gelap, hanya bau keringat yang terdeteksi. Keringat itulah partikel Higgs. Partikel yang tak dapat diamati langsung, tapi jejaknya terekam detektor. Karena itu hampir setengah abad keberadaan partikel Higgs dianggap penting. Sebab partikel ini hanya terbukti di atas kertas. Bahkan ada fisikawan yang kehabisan kesabaran.

Peter Higgs sendiri menemukan partikelnya kala hujan pada 1964 silam. Diberi nama partikel Higgs-Boson (partikel Higgs), Higgs mencoba menerbitkan teorinya di jurnal Physics Letter milik European Organization for Nuclear Research (CERN). Tapi CERN menolak. Kemudian dia mempublikasikan Higgs-Boson di jurnal Amerika, Physical Review Letter.

Partikel Higgs-Boson mulai berubah nama menjadi partikel Tuhan pada 1993. Waktu itu, peraih Nobel Fisika, Leon Lederman, menyebut partikel ini sebagai goddamn particle dalam buku The God Particle: If the Universe Is the Answer, What Is the Question? yang diterbitkan pada 1993. Namun istilah itu ditolak penerbit dan menjelma jadi God Particle. Merujuk pada kenyataan: partikel ini merupakan kunci untuk mempelajari materi di jagat raya, tapi sangat sukar dipahami seperti susahnya mengerti konsepsi Tuhan pada agama. Sejak itu istilah partikel Tuhan menjadi sinonim partikel Higgs.

Beginilah Partikel Tuhan Ditemukan

Standar

Beginilah Partikel Tuhan Ditemukan

 

TEMPO.CO, New York – Peter Higgs, seorang fisikawan muda, tengah termangu menatap hujan. Pada 1964 itu, usia Higgs 35 tahun. Sebetulnya dia berencana berkemah di Western Highland, Skotlandia. Tapi hujan membatalkan rencananya. Higgs pun menyelesaikan pekerjaan rumah: mengolah teori tentang asal-usul alam semesta.

“Ternyata hujan itu penuh berkah,” kata kolega Higgs, Alan Walker. Karena hujan, teori mengenai partikel yang menjelaskan asal-usul massa dalam setiap benda berpijar di kepala Higgs. “Oh, sialan, aku tahu bagaimana melakukannya,” kata Walker, mengutip teriakan Higgs waktu itu.

Sahabat pena Albert Einstein itu pun menamai teorinya: partikel Higgs boson (partikel Higgs). Kemudian pria kelahiran New Castle itu mencoba menerbitkan teorinya di jurnal Physics Letter milik European Organization for Nuclear Research (CERN). Tapi CERN menolaknya. Akhirnya dia mempublikasikan Higgs boson di jurnal Amerika, Physical Review Letter.

Pada 1993, peraih Nobel fisika, Leon Lederman, mengajukan istilah partikel Tuhan untuk partikel Higgs. Hal itu dia tulis dalam bukunya, The God Particle: If the Universe Is the Answer, What Is the Question?. Alasannya, partikel Higgs boson merupakan kunci yang mempelajari materi di jagat raya, tapi begitu sukar dipahami. Seperti susahnya mengerti konsepsi Tuhan pada agama. Semula Lederman ingin memakai istilah “Goddamn Particle”, partikel laknat, tapi disunting oleh penerbitnya.

Empat puluh delapan tahun kemudian, ahli fisika Fabiola Ganotti berkata, “Kami melihat bukti jelas keberadaan partikel baru.” Pengumuman itu diucapkan Ganotti di fasilitas pemercepat partikel Large Hadron Collider (LHC) milik CERN di Jenewa, Swiss.

“Tingkat keyakinan kami atas keberadaan partikel itu pada 5 sigma alias 99,9999 persen,” ujar juru bicara tim ATLAS, salah satu grup pemburu partikel Tuhan di LHC. Dan partikel baru itu konsisten dengan ciri partikel Higgs.

Apa dan Kenapa Partikel Tuhan?

Standar

 

TEMPO.CO, Jakarta – Penemuan partikel Tuhan pada Selasa, 3 Juli 2012, menjadi tonggak sejarah perkembangan fisika partikel. Dampak bagi orang awam adalah tidak ada lagi penjelasan sederhana tentang komposisi atom. Sebuah atom selama ini dikenal memiliki komposisi yang terdiri dari proton (bermuatan positif), elektron (bermuatan negatif), dan neutron (bermuatan netral). Tapi kini ada lagi tambahan Higgs-Boson.

Jadi apa itu Higgs-Boson?
Sebuah partikel yang membentuk sebuah obyek, baik itu molekul, sebutir apel, sebuah kereta, hingga sesosok manusia, dia adalah massa. Pada dasarnya partikel-partikel yang membentuk suatu atom memiliki sifat berbeda-beda. Salah satu partikel yang terpenting dan bersifat misterius adalah massa yang diungkap dalam teori Higgs-Boson.

Kenapa disebut partikel Tuhan?
Nama populer ini muncul dari perjuangan dan debat panjang keberadaan partikel subatomik. Banyak ilmuwan meragukan keberadaan partikel ini. Munculnya nama partikel Tuhan berawal dari pernyataan fisikawan Leon Lederman dalam buku berjudul God Particle: If Universe is the Answer, what is the question?. Awalnya fisikawan Amerika itu menyebutnya goddamn particle. Tapi editor buku Lederman menolaknya, jadilah god particle.

Sebenarnya peletak dasar teori partikel Tuhan, yaitu Peter Higgs, menolak penamaan itu. Sebab pria 83 tahun itu adalah seorang ateis. Jadi sebenarnya tidak ada nuansa agama dalam partikel ini.

Bagaimana orang awam bisa tahu ini bukan penipuan?
Pertama, penemu partikel Tuhan, Badan Kajian Atom Eropa, CERN, memiliki dua tim independen (ATLAS dan CMS). Mereka melakukan percobaan yang sama, jadi data dapat saling uji dan verifikasi.

Kedua, hasil penelitian di-ranking dari nol hingga lima-sigma. Desember tahun lalu, dua tim tersebut menyatakan data mereka menunjukkan dua level serupa yang membuktikan bahwa partikel Higgs-Boson itu ada. Temuan two-sigma itu bisa diterjemahkan bahwa 95 persen hasil percobaan bukan karena kebetulan statistik.

Lalu apa yang mungkin bisa dikembangkan dari teori ini? Apakah memungkinkan manusia bisa menghilang?
Secara teori, menurut fisikawan Universitas Negeri Arizona, Lawrence Krauss, mungkin. Tentunya jika ada perlakuan khusus yang bisa memanipulasi medan di sekitar partikel secara lokal. Maka bisa terjadi sebuah obyek menghilang, sehingga menjadi sebuah pengembangan senjata yang hebat atau trik sulap yang mencengangkan. Tapi, ingat, jika bisa menghilangkan, tentunya harus bisa mengembalikan seperti semula, yaitu memunculkan lagi.

Apakah mungkin juga untuk perjalanan menembus waktu?
“Tentu”, kata Krauss. Jika medan partikel Higgs-Boson dimanipulasi dalam area yang besar sehingga memiliki energi, maka akan terjadi energi gravitasi yang repulsif. Akibatnya, wilayah-wilayah di alam semesta ini akan bergerak cepat dan memindahkan barang-barang lebih cepat ketimbang cahaya.

Lalu apakah penemuan ini berbahaya?
Nikolas Solomey, Direktur Kajian Fisika Universitas Negeri Wichita, mengatakan tidak ada bahayanya. Sebab, untuk membuat partikel Higgs-Boson, perlu sejumlah energi. Produksinya membutuhkan energi yang banyak dan sangat terkendali penggunaannya. Penemuan kemarin adalah partikel dasar, masih jauh dari apa yang dikhawatirkan menjadi sejumlah massa yang berbahaya.